Konvergensi Media, Peluang Ciptakan Konten dan Konteks yang Tepat

0

MAGELANG, – Dalam industri media massa baik di dalam maupun luar negeri, konten atau isi masih menjadi raja. Karena itu, untuk dapat eksis bahkan terus berkembang dan maju, media massa harus benar-benar memperhatikan konten.

Hal itu diungkapkan Pemimpin Redaksi Suara Merdeka, Gunawan Permadi alias GP dalam Kuliah Umum Ilmu Komunikasi bertajuk “Konvergensi Media dan Peluang Industri Kreatif” di Auditorium Universitas Tidar (Untidar), Rabu (17/10). Hadir ratusan mahasiswa ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

“Konten pula yang benar-benar dijaga oleh Suara Merdeka sebagai salah satu pelaku industri media massa di Indonesia. Konten inilah yang membuat SM masih eksis sampai sekarang dan tetap di hati masyarakat Jawa Tengah,” ujarnya.

GP menuturkan, mulai ada pergeseran paradigma media baru pada sekitar tahun 1980, di mana setiap orang dapat memproduksi media. Sampai sekarang industri media terus mengalami perubahan hingga saat ini muncul banyak media daring (dalam jaringan).

“Meski banyak bermunculan media daring, SM yang masih mengandalkan media cetak tetap eksis. Selain karena kita pertahankan konten, juga memperdalam kualitas kita sehingga makin mengenai target audiens,” katanya. Dia menegaskan, meski sekarang banyak media massa tumbuh dengan beragam bentuk atau platform, tapi ilmunya tetap jurnalisme. Platform bisa saja berubah, tapi jurnalisme tetap.

“Platform itu hanya metode yang kapan saja bisa berubah, tapi ilmunya tetap jurnalisme. Maka, jurnalisme ini harus kita perkuat dulu untuk menentukan kualitas kontennya. Konten yang lebih berkualitas dan menarik, apapun platformnya pasti tetap dilirik dan eksis,” jelasnya.

Senada disampaikan Alexander Zulkarnain, Partner Gambaran Brand bahwa, konten sangat penting dan kuat dalam suatu produk, seperti media massa. Namun, ia menambahkan konteks agar konten produk media massa mendapat tempat di hati konsumen.

“Konten yang bagus dengan konteks yang tepat, maka produk media kita akan tepat sasaran ke audiens. Misalnya, konten-konten olahraga Asian Games akan laku keras ketika konteksnya perhelatan akbar itu di beberapa waktu lalu, bukan sekarang,” paparnya (jdk.okt.2018)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here