Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIPOL Universitas Tidar Adakan Kegiatan Diskusi “Membentuk Jiwa Kritis untuk Perubahan di Masa Krisis” Melalui Program Kerja Kastrat Class 5.0
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fisipol Universitas Tidar menyelenggarakan Program Kerja Kastrat Class 5.0 dengan Tema Membentuk Jiwa Kritis untuk Perubahan di Masa Krisis pada Sabtu, 16 September 2023 di Gedung Kuliah Terpadu Faperta Ruang ES.FP.05.03 dan ES.FP.05.04. Melalui pemikiran yang kritis dan kepekaan sosial politik yang baik akan membawa mahasiswa sebagai problem solver bagi bangsanya. Program Kerja Kastrat Class ini diharapkan nantinya dapat melatih diri untuk berpikir kritis dalam merespon berbagai permasalahan maupun isu yang ada dengan menyikapi dan mengadakan kajian terhadap permasalahan atau isu agar dapat ditangani dengan baik.
Melalui Kastrat Class ini Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Tidar menggelar sebuah diskusi yang menarik berjudul “Membangun Politik Alternatif Anak Muda”. Acara ini dipandu oleh narasumber yang merupakan seorang mahasiswa aktif dari BEM KM UNNES 2023, yakni Adib Saifin Nu’man, dan Dr. Ericka Darmawan dengan Tema Aktivis Kritis yang Mboys.

Dalam diskusi ini, Adib Saifin Nu’man menggambarkan politik alternatif sebagai pandangan politik yang berbeda dari tatanan politik yang sudah ada, yang dikembangkan oleh anak muda yang ingin membawa perubahan positif dalam dunia politik. “Anak muda memiliki peran penting dalam membangun politik alternatif karena mereka membawa gagasan segar dan energi yang diperlukan untuk membentuk politik masa depan yang lebih baik”, ujarnya.
Diskusi ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep politik alternatif anak muda dan praktiknya. Anak muda dari berbagai latar belakang dan kelompok sosial yang memiliki minat dan aspirasi politik, dapat terlibat dalam pembangunan politik alternatif. Politik alternatif anak muda adalah upaya mereka untuk mengembangkan pandangan politik yang berbeda, inovatif, dan berfokus pada perubahan positif dalam tatanan politik yang ada. Anak muda dapat menggunakan berbagai tempat, seperti forum online, komunitas lokal, sekolah, universitas, dan pertemuan kelompok atau organisasi untuk berdiskusi dan merancang politik alternatif.
Dalam memulai membangun politik alternatif dapat dimulai dari kapan saja, namun seringkali hal ini dimulai selama masa studi, di sekolah, kuliah, atau ketika merasa keterlibatan politik mereka sangat diperlukan. Tantangan yang sering dihadapai dalam Upaya membangun politik alternatif ini meliputi ketidakpercayaan publik terhadap politik, sumber daya terbatas, dan reaksi dari politik mainstream. Pada akhirnya, partisipasi aktif anak muda dianggap kunci untuk membawa perubahan dalam politik, dan politik alternatif merupakan salah satu cara untuk mencapainya.

Selain itu, diskusi juga mengangkat tema “Aktivis Kritis yang Mboys” yang disampaikan dalam materi oleh Dr. Ericka Darmawan. Beliau mengatakan “Aktivis kritis yang mboys adalah anak muda yang aktif dalam berbagai kampanye dan gerakan sosial dengan pendekatan kritis terhadap isu-isu sosial, politik, atau lingkungan. Aktivis kritis yang mboys bisa merupakan anak muda dari berbagai latar belakang yang memiliki minat dalam perubahan sosial dan mencari cara kreatif untuk menyuarakan pandangan mereka”. Itu artinya mereka dapat berpartisipasi dalam demonstrasi jalanan, acara sosial, konferensi, forum diskusi, dan platform online seperti media sosial.
Aktivis kritis seringkali memulai peran mereka selama masa remaja atau ketika mereka merasa perlu berkontribusi dalam perubahan sosial, tanpa ada batasan waktu yang pasti. Aktivis kritis yang mboys penting karena membawa pandangan segar dan energi untuk menghadapi isu-isu kompleks seperti hak asasi manusia, ketidaksetaraan, lingkungan, dan politik. Mereka membantu menggugah kesadaran masyarakat tentang masalah-masalah yang terjadi. Mereka dapat mulai dengan mendalami isu-isu yang mereka pedulikan, berpartisipasi dalam kampanye sosial, menyebarkan pesan mereka melalui media sosial, dan bergabung dalam kelompok aktivis atau organisasi yang memiliki tujuan yang sejalan dengan pandangan mereka.
Diskusi ini memberikan wawasan mendalam tentang peran aktivis kritis yang mboys dalam masyarakat dan bagaimana anak muda dapat menjadi agen perubahan yang kreatif dan kritis dalam menangani isu-isu sosial dan politik. Acara ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada para peserta untuk terlibat dalam politik alternatif dan aktivisme yang kritis.

Penulis : Inka & Humas BEM Fisipol, Editor : Yogga