Kabar Baik Untuk Pecinta Alam, Wisata Alam Bukit Grenden di Desa Pogalan Dibuka Kembali

Setelah beberapa waktu lalu, Wisata Alam Bukit Grenden ditutup karena adanya bencana alam puting beliung dan pandemi Covid-19, akhirnya pada Sabtu (28/10) resmi dibuka kembali. Bencana alam puting beliung di Wisata Alam Bukit Grenden ini terjadi pada tahun 2019 yang menyebabkan 10.000 pohon pinus tumbang dan Wisata Alam Bukit Grenden mengalami rusak parah. Hal tersebut mempengaruhi jumlah wisatawan yang berkunjung turun drastis. Kemudian, pada tahun 2020 hingga tahun 2022 Indonesia mengalami pandemi Covid-19 yang menyebabkan berbagai sektor mengalami penurunan khususnya sektor wisata, sehingga Wisata Alam Bukit Grenden juga ikut ditutup akibat adanya Pandemi Covid-19.

Sekarang wisata alam bukit grenden resmi dibuka kembali dengan membawa konsep Camping Ground dan pemandangan alam yang disuguhkan berupa pemandangan lereng gunung merbabu. Tempat Wisata alam Bukit Grenden dibuka oleh Prof. Dr. Sugiyarto M.Si selaku Rektor Universitas Tidar dan Bapak Madiyono selaku Kepala Desa Pogalan serta dihadiri oleh berbagai pihak diantaranya Bapak Nur Rofiq S.Pd., M.Pd.I., M.H. selaku Pembina BEM Fisipol Untidar, Kepala Dusun Grenden yakni Bapak Suripto, Bapak Sarno selaku Ketua Pengelola Wisata Grenden, Tim PPK Ormawa BEM Fisipol Universitas Tidar, Ormawa BEM Fisipol Universitas Tidar, serta mahasiswa baru Universitas Tidar sejumlah 130 orang.

Pembukaan wisata alam bukit grenden ini diawali dengan potong pita yang dilakukan oleh Prof. Dr. Sugiyarto M.Si di dampingi oleh Bapak Madiyono. Setelah potong pita, dilanjutkan penerbangan burung dara yang dilakukan oleh tamu undangan. “Pembukaan ini dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan awareness wisatawan lokal maupun mancanegara bahwa Wisata Alam Bukit Grenden telah dibuka kembali dan mengedepankan area untuk camping groundnya” ujar Prof Sugiyarto. Kemudian tamu undangan disambut dengan kesenian Tari Lutung dan tari cakilan. Tari Lutung adalah tarian yang dilakukan oleh anak anak asli di Dusun Keditan, Desa Pogalan serta merupakan tarian asli dari Desa Pogalan yang menggambarkan kondisi alam dari hutan Merbabu yang asri. Lincahnya lutung menunjukan kondisi satwa liar yang dapat berkembang biak dengan nyaman dan aman tanpa adanya kerusakan alam yang ada. Sedangkan Tari Cakilan adalah salah satu tarian yang berasal dari Surakarta yang memiliki makna bahwa Cakil disini menjadi salah satu penjaga kelestarian hutan itu sendiri, Cakil memiliki gerakan yang luwes dan lincah serta gagah yang memiliki wajah menyeramkan dengan makna untuk mengusir orang asing yang hendak merusak kelestarian alam.

Pembukaan kembali Wisata Alam Bukit Grenden serta peresmian paket wisata Desa Pogalan ini disambut hangat oleh berbagai pihak diantaranya para pengelola wisata, pedagang UMKM serta masyarakat yang sudah lama tidak berkunjung ke Wisata Alam Bukit Grenden. Bagi para pengelola wisata, pembukaan destinasi wisata ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian khususnya para pelaku sektor wisata dari keterpurukan. Masyarakat sekitar juga merasakan kebahagian dan berharap pembukaan kembali wisata ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dengan berjualan produk UMKM ataupun berjualan hasil panen di kebun mereka sendiri. Selain itu, adanya paket wisata Desa Pogalan diharapkan dapat mempermudah wisatawan dalam mengunjungi wisata di Desa Pogalan. Paket wisata Desa Pogalan terdapat beberapa jenis salah satunya kunjungan satu hari di Desa Pogalan dengan destinasi wisata di Top Selfie Pinusan Kragilan, Wisata Alam Bukit Grenden, dan Wisata edukasi anyaman bambu di Dusun Pucung. Untuk lebih lengkapya bisa diakses website resmi Desa Wisata Pogalan yakni desawisatapogalan.com

Penulis : Humas PPK Ormawa BEM Fisipol